• Kartu Pos Rahasia Diperdagangkan
  • Kartu Maksimum (Maximum Card)
  • Standarisasi Kartupos
  • Macam-macam Kartupos
  • Kartu Pos, Barang Koleksi Cukup Menarik
  • Kartu Pos Kuno Bukan Sekadar Dikoleksi
  • Kartupos Undian Jepang
  • Kartupos atau Postcard

    ‚Í‚ª‚« (Hagaki)

    Tentu banyak yang mengenal benda filateli ini. Biasa dijumpai ialah kartupos berwarna kekuningan yang dikeluarkan pihak pos dengan resmi. Segi si alamat dan pengirim serta kota untuk menempelkan prangko, semuanya di satu halaman. Untuk bagian berita di bagian belakang, ada bagian polos untuk penulisan isi berita.

    TEXT

    Kartupos berprangko (prangko sudah tercetak pada kartupos) dijual di Jepang , khusus untuk saling mengucapkan selamat tahun baru. Bukan sekedar kartupos, tetapi kartupos berhadiah dengan nomor di bagian bawah tercetak pula dan akan dapat hadiah setelah diundi sekitar bulan Maret tahun yang baru. Dengan demikian selain si penerima menerima ucapan selamat, juga akan menyimpan kartupos itu karena memiliki hadiah undian. Ibaratnya, memberikan kesempatan rejeki di tahun yang baru.

    Kartupos ada yang berprangko, ada pula yang polos, tidak berprangko. Yang dimaksudkan prangko di sini, sudah tercetak pada kartupos, bukanlah prangko yang terpisah dan ditempelkan pada kartupos.

    Ada pula kartupos bergambar, dimaksudkan untuk promosi, iklan, kampanye dan sebagainya. Kartupos jenis ini pun ada yang telah berprangko. Ada pula yang polos. Kartupos bergambar ini dan dicetak banyak untuk kebutuhan umum, tersebar luas, sangat baik untuk pembuatan kartu maksimum (MC).

    Kartupos yang biasa, sudah tidak kekuningan lagi muncul mulai tahun 1993 dengan prangko pameran filateli Indopex93 di Surabaya bernominal Rp.150,-. Terbit tanggal 29 Mei 1993.

    Kartupos Indonesia yang resmi pertama kali menggunakan logo Pos Indonesia (PTT saat itu) terbit tahun 1965. Pada jaman pendudukan Belanda di Indonesia terdapat kartupos berprangko Nederland Indie. Kini kartupos berprangko sangat jarang diterbitkan Pos Indonesia. Penulis ketahui terakhir terbit tanggal 8 Mei 1999 berupa kartupos Timor Timur cetak tindih nilai baru Rp.3.500,- (aslinya Rp.6.400,-). Jumlah cetak 75.800 lembar.

    Bagi filatelis, sebuah kartupos tidak tergantung kepentingannya kepada ada tidaknya gambar di kartupos. Terpenting adalah ada tidaknya cap dan prangko di sana. Terlebih peneraan cap khusus pada kartupos tersebut.

    Gambar yang berkaitan dengan kejadian tertentu atau khusus juga sangat penting. Jadi, apabila hanya gambar biasa berupa pemandangan alam atau ilustrasi biasa tanpa ada kaitan apa pun dengan maksud penerbitan tertentu, kurang dianggap penting bagi umumnya kolektor prangko.

    Hal ini bisa dianggap penting bagi kolektor yang memang khusus mengumpulkan benda filateli bertemakan pemandangan alam atau ilustrasi umum. Gambar berkaitan dengan maksud tertentu, misalnya, bergambar peringatan Proklamasi hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Katakanlah bergambar teks Proklamasi.

    Lalu juga berprangko dan terbaik kalau bisa diterakan cap khusus memperingati acara tersebut, jadilah sebuah kartu maksimum. Tentu saja kartupos itu bukan buatan kita sendiri, tetapi buatan Pos Indonesia dan resmi diterbitkan dan disebarluaskan kepada masyarakat.

    Macam-macam kartupos di antaranya adalah;
    1. Kartupos Militer (tahanan perang, dan sebagainya)
    2. Kartupos Palang Merah
    3. Kartupos Peringatan (Natal, Lebaran dan sebagainya)

    Kartupos pertama muncul tanggal 1 Oktober 1869 dengan prangko kuning bernilai dua Kreuzer tercetak di kartupos. Ide pertama ini dari orang Prussia bernama Heinrich von Stephan dan dipublikasikan di harian Neue Freie Presse pada tanggal 26 Januari 1869 oleh Prof.Dr. Emmanuel Herman dari Wina.


    HOME Filateli | Japan Indonesia Economic Forum | JIEF Economic Magazine | LongStay in Bali | Milis LowonganKerjadiJepang | BeaSiswa | New Product | Minidome
    Copyright©RichardSusilo17112007