|
Mata Uang Euro Akan Mengubah Kultur Ekonomi Eropa
BANDUNG (SuratkabarCom) -
Tanggal satu Januari adalah Hari 'E' di Eropa. Karena saat itulah mata uang
tunggal 'Euro' yang
sudah diterima oleh satu lusin negara Eropa itu mulai beredar di antara 300 juta
penduduknya.
Hal tersebut bisa dianggap sebagai perubahan sistem keuangan yang terbesar
dalam sejarah.
Sekaligus sebagai langkah awal integrasi ekonomi seluruh Eropa.
Dari Portugal sampai Finlandia, dari Irlandia sampai ke Yunani, warga Eropa
siap menukar mata
uang nasionalnya masing- masing dengan mata uang euro dalam bentuk uang
kertas/uang logam.
Para pemimpinnya berharap, Euro akan mendorong kemajuan perekonomian Eropa
dengan menghilangkan
proses penukaran uang, sehingga ongkos melakukan bisnis di kawasan Eropa akan
menjadi lebih murah.
Mata uang baru itu juga diharapkan akan mendorong persaingan dan menahan
kenaikan inflasi,
karena konsumen bisa dengan mudah melakukan perbandingan harga barang yang sama
atau sejenis di
seluruh Eropa.
Tapi di samping nilai praktis, sesungguhnya kehadiran Euro mempunyai tujuan
politik juga.
Demikian kata Jerome Sheridan, kepala Universitas Amerika di Brussels. Artinya,
diharapkan akan
menciptakan identitas pan-Eropa di antara 300 juta penduduknya.
Sambungnya, Euro bisa dianggap sebagai lambang persatuan Eropa yang
sesungguhnya, yang akan
dibawa orang melalui kantongnya masing-masing setiap hari. Karena itu, akan
membawa dampak sangat
penting dalam segi kejiwaan bagi warga Eropa, yang gilirannya membentuk
identitas khas Eropa."
Sejarah mata uang euro dimulai dengan Perjanjian Maastricht tahun 1992.
Selain menciptakan mata
uang tunggal di Eropa, juga menentukan pagu hutang nasional, jumlah defisit
anggaran, serta tingkat
inflasi pada masing-masing.
Secara teknis, mata uang euro sebetulnya sudah mulai diberlakukan sejak
tahun 1999. Bank-bank
sampai perusahaan besar menggunakannya untuk pembukuan. Selain itu, banyak toko
juga yang memasang
harga barang dalam mata uang euro di samping mata uang lokal. Sedangkan untuk
perusahaan kecil masih
mengalami kesulitan.
Hanya, kata Lionel Barber, redaktur harian Financial Times, tidak semua
negara Eropa siap untuk
memberlakukan uang baru itu.
Harus diingat, mata uang euro selama ini belum merupakan uang sungguhan.
Memang perhitungannya
sudah dipakai dalam berbagai pasaran keuangan. Sejauh yang menyangkut pedagang
eceran seperti di
Bologna, Athena, dan Finlandia utara, orang belum pernah melihatnya. Demikian
sambungnya.
Karena belum kenal akan mata uang euro itulah, sebagian transaksi jual-beli
mungkin akan makan
waktu lebih lama, khususnya di Italia, Spanyol, Portugal, dan Yunani, di mana 90
persen konsumen
sudah terbiasa membayar dengan uang tunai.
Pabrik pencetakan uang logam dan uang kertas euro di Eropa telah menyiapkan
50 milyar keping
uang logam dan 14 milyar helai uang kertas euro. Sejak permulaan Januari 2002,
warga Eropa telah
mulai belajar untuk mengakrabi euro yang dijual dalam kotak-kotak khusus.
Mata uang logam Euro pada satu sisinya mempunyai gambar yang sama, tetapi
sisi lainnya memuat
gambar atau simbol yang khas bagi setiap negara persatuan Eropa.
Mata uang nasional masing-masing negara masih bisa dipakai sampai akhir
bulan Februari. Kata
Lionel Barber dari harian Financial Times.
Ini penting, ujar Lionel, karena jumlahnya sangat besar. Berarti diperlukan
waktu untuk menarik
mata uang lama dari peredaran. Karena itulah diperlukan masa transisi dua sampai
tiga bulan.
Banyak konsumen khawatir, para pedagang akan menggunakan masa transisi ini
untuk menaikkan
harga barang. Kelompok konsumen akan memperhatikan hal ini dengan seksama.
Mata uang itu pun belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat Eropa. Pol-pol
pendapat umum
menunjukkan hanya 50 persen warga Eropa yang menerima mata uang itu dengan
tangan terbuka. Orang
Jerman khususnya, sangat enggan melepaskan mata uang DMnya yang mereka anggap
sebagai lambang
kestabilan ekonomi.
Tetapi ya apa boleh buat, kata Lionel, jam tidak bisa diputar mundur.
Kata wartawan itu, semua orang sebenarnya harus sudah mempersiapkan diri
sejak tiga tahun yang
lalu. Nilai tukar mata uang setiap negara Eropa terhadap euro sudah ditentukan
sejak tanggal satu
Januari tahun 1999. Jadi, secara teknis dan politis, penggunaannya akan
mengalami kesuksesan besar
di Eropa.
Sementara di antara pihak yang menolak mengatakan, mata uang itu tidak
memenuhi semua harapan
yang diajukan para tokoh Eropa, seperti mengurangi dominasi US Dollar.
Sejak tahun 1999, nilai tukar euro terhadap dollar jatuh sekitar 20 persen.
Sambung para
pengecam itu, Euro tidak berhasil menjauhkan perekonomian Eropa dari kegoncangan
di luar kawasan
itu, seperti keadaan resesi yang sekarang melanda Amerika.
Tidak banyak orang Eropa yang mengharapkan naiknya Euro dibanding US
Dollar, tetapi banyak yang
yakin bahwa segi-segi praktisnya akan mengubah wajah Eropa dalam jangka panjang.
(NSR/Bahan : VOA)
HOME | Today's News | Shopping | Add URL Copyright 1999-2002 © SuratkabarCom Online
|